MlakuMlaku: Wayang Orang Bharata

10.59



"Sudah sejak lama ingin, tapi baru kali ini kesampaian."

Pada Sabtu lalu, aku kembali berkesempatan untuk menikmati suguhan pertunjukan yang luar biasa dengan judul "Gathotkaca Luweng". Satu babak cerita wayang yang ditampilkan apik oleh kelompok Wayang Orang Bharata di gedung pertunjukannya sendiri yang berlokasi di Jalan Kalilio, Jakarta Pusat. Lokasinya berdekatan dengan Terminal Senen, strategis. Gelarannya diadakan tiap hari Sabtu pukul 20.30 WIB dengan durasi 3 jam dan harga tiketnya begitu terjangkau. 40 ribu untuk balkon, 50 ribu untuk biasa, dan 60 ribu untuk VIP.




Salah seorang kanca #MlakuMlaku yang turut serta mengatakan potongan kalimat tersebut di atas. Satu dari sekian banyak orang yang memiliki pemikiran serupa. Memang sesungguhnya banyak betul teman-teman yang berkeinginan untuk dapat melihat pertunjukan ini sejak lama namun masih ada saja alasan untuk menunda. Menunda melengkapi hausnya dari rasa penasaran mereka tentang cuilan cerita apa yang ada di balik gedung yang cukup unik ini di salah satu tepi Jalan Kali lio ini.

Beberapa waktu lalu aku dibuat cukup tercengang kali pertama melihat pertunjukan ini. Tak seperti yang aku bayangkan. Cukup berbeda dari tempat pagelaran Wayang Orang Sriwedari di Solo lebih lebih tempat pertunjukan ludruk di Surabaya yang aku lupa juga apa nama tempatnya. Pun lebih lebih dari tempat tinggal sekaligus tampil Ketoprak Tobong di Prambanan.Gedung Wayang Orang Bharata memiliki fasilitas yang cukup baik, sangat baik malah.

Ruangan yang dilengkapi pendingin ini benar-benar bersih dan rapi. Jumlah kursi penonton pun cukup banyak. Dari baris paling depan ke belakang, terdapat beda ketinggian. Mirip seperti pada bioskop hanya tak semiring itu alias lebih landai. Kondisi kursi masih begitu baik. Bila toh ada satu dua yang agak kotor, itu hanya bekas noda yang tak dapat hilang saja. Sesungguhnya itu sudah diupayakan untuk dibersihkan.

Panggungnya begitu megah. Terdapat layering untuk latar belakang peristiwa. Gambar lukisan pada tiap layer itu begitu apik sehingga dapat merepresentasikan lokasi yang dimaksud dalam cerita. Selain itu, tata cahaya dan suara begitu luar biasa. Di belakang panggung, aku menyaksikan kostum dan perhiasan yang dikenakan pemain biasa saja. Begitu tersorot tata cahaya panggung, seketika kostum pemain bak disiram miliaran berlian yang berkelap kelip begitu pula dengan perhiasan yang dikenakan. Begitu hidup dan memancar.

Berbicara mengenai kostum yang dikenakan oleh pemain, beberapa di antaranya memang telah disediakan oleh paguyuban. Tapi tak sedikit yang memilih membeli properti pentas sendiri dan mengenakannya saat pertunjukan. Meskipun demikian, masih ada saja satu atau dua properti yang bergantian pemakaiannya dari satu pemain ke pemain lain, dari satu babak ke babak yang lain. Properti dan kostum tak sembarang pilih. Mereka langsung datang ke Solo dan membelinya di sana. Bila tidak, menitip rekan yang sempat ke Solo untuk membelinya pun menjadi pilihan.

Mengapa Solo? Wayang Orang Bharata ini memang awalnya 'menganut' gaya Solo. Bahasa Jawa nya pun demikian. Beberapa pemain tadinya juga berasal dari Solo. Dari waktu ke waktu jelas tidak lagi hanya orang Solo yang bermain, ada orang Magelang, Bandung, Jakarta, dan lain sebagainya yang memang masih ada keturunan Jawa. Jangan heran bila saat melihat pertunjukan nanti kanca #MlakuMlaku menjumpai satu keluarga berada dalam satu panggung. Di sini, hal tersebut dapat terjadi sebab memang dari kakek yang pemain, anak, istri, cucu semua bisa terpanggil untuk turut jua dalam kelompok ini. Ada yang sebagai pemain wayang maupun sebagai pemain gamelan dan sinden. Nguri uri budaya Jawi begitulah kiranya.




"Kami memiliki 380 cerita." Begitulah yang disampaikan oleh Bapak Marsam, pimpinan gayuban ini. Kiranya bila tiap pekan ditampilkan satu cerita, maka kanca #MlakuMlaku tak akan mendapati cerita yang berulang dalam satu tahun. Pementasan wayang orang ditampilkan dalam Bahasa Jawa. Pilihan ceritanya berupa cerita wayang asli dan beberapa dengan penggubahan menyesuaikan dengan topik terkini dan beserta pesan moralnya. Bagi yang tak dapat berbahasa Jawa, tenang saja. Di bagian atas panggung dapat dijumpai tulisan (running text) dalam Bahasa Indonesia. Memang saat ini belum mencukupi bagi kanca #MlakuMlaku asing. Tapi bisalah dibantu untuk menjelaskan ceritanya.

Berbeda dengan bioskop, bila menonton pagelaran Wayang Orang Bharata, kanca #MlakuMlaku bisa membawa makan dan minum ke dalam ruang pertunjukan. Bila tak membawa bekal, jangan bersedih, kanca #MlakuMlaku bisa memesan sate ayam, teh hangat, indomie rebus, indomie goreng, dan beragam pilihan lainnya yang bisa diantar langsung ke tempat duduk kanca #MlakuMlaku.

Selain keunikan paguyuban yang belakangan juga mulai melatih dan menampilkan wayang cilik, penontonnya juga cukup unik. Dua kali aku menonton pertunjukan, dua kali itu pula bisa kujumpai beberapa orang yang sama. Yang menonton tak hanya orang tua saja. Beberapa yang tak asing kulihat memang semacam kumpulan ibu-ibu yang berdandan full make up semacam komunitas atau sejenisnya seperti temu kangen dan kumpul teman lama. Kursi penonton yang kerap hampir penuh itu diisi pula oleh banyak keluarga. Ayah, Ibu, dan anak-anak. Luar biasa. Beberapa lainnya adalah anak muda usia 25 tahunan ke atas. Masih pemuda lah. Haha.

Bila kalian penggemar ketoprak humor, kalian akan familiar dengan beberapa tokoh yang pernah bermain di ketoprak humor yang kembali bermain di panggung ini. Selain itu, ada juga ada bagian khas seperti melempar rokok, request tembang dan sebagainya yang serupa. Kalau di bagian ketoprak humor itu babaknya Marwoto, Timbul, Tessy, Cs, saat di Wayang Orang Bharata dan pegelaran wayang pada umumnya, memang Punakawan yang jadi primadonanya. Favorit.


https://delianisiregar.blogspot.co.id/2017/01/mlakumlaku-wayang-orang-bharata.html


Yah, tak ada salahnya mengharagi kebudayaan yang tak di tanahnya sendiri. Mungkin demikian yang bisa dijadikan pembelajaran bersama. Alternatif tontonan dan tuntunan.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

How To Contact Me

Chat me! IG (@anggsiregar) and/or send me email to delianipsiregar@yahoo.com